Friday, December 22, 2023

REVITALISASI PERTANIAN: Inovasi Nano Biopestisida dari Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) dan Dampaknya Terhadap Keberlanjutan Pertanian

nbjhu
Sumber: https://www.greeners.co/ide-inovasi/biopestisida-dari-kulit-durian/

 Biopestisida?

Biopestisida adalah pestisida yang berasal dari bahan-bahan alami atau mikroorganisme yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman atau organisme pengganggu lainnya. Berbeda dengan pestisida kimia yang umumnya bersifat sintetis dan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, biopestisida cenderung lebih ramah lingkungan. Biopestisida memiliki beberapa keunggulan, seperti kemampuan untuk mengendalikan hama secara spesifik tanpa merusak organisme non-target, degradabilitas yang lebih baik di lingkungan, dan potensi risiko kesehatan manusia yang lebih rendah. Namun, efektivitasnya dapat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan dan praktik penggunaannya. Beberapa penelitian telah merancang pestisida dalam ukuran yang lebih kecil atau seperti partikel, yang biasa disebut nano pestisida.

Apa itu nano pestisida?

Sumber: https://ftmm.unair.ac.id/potensi-atasi-zero-hunger-ini-cara-ampuh-mengobati-penyakit-tanaman-pertanian-dengan-teknologi-nano/

Nano pestisida adalah formulasi pestisida yang menggunakan teknologi nanopartikel untuk mengirimkan bahan aktif ke dalam tanaman atau organisme target. Nano pestisida dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan pestisida dengan memanfaatkan sifat-sifat unik nanopartikel. Teknologi nanopartikel melibatkan partikel yang berukuran sangat kecil, seringkali dalam skala nanometer (1 nanometer = 1 miliar bagian dari satu meter).

Saat ini telah dikembangkan banyak sekali jenis nano pestisida. Namun terdapat beberapa potensi dari nano pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan manusia akibat dari ukurannya yang kecil dan masuk ke jaringan tanaman. Sehingga berpengaruh terhadap kandungan dalam tanaman terutama apabila mengandung senyawa kimia. Oleh karena itu dikembangkan kembali nano pestisida tersebut yang berbahan dasar dari bahan-bahan alami atau biasa disebut nano biopestisida. Salah satu bahan yang telah diteliti dan dikembangkan adalah nano biopestisida dari serai wangi.

Mengutip dari salah satu jurnal oleh Nefri et al., 2018, bahwa formula nano biopestisida seraiwangi disusun oleh campuran minyak serai wangi, surfaktan dan ko-surfaktan serta didominasi oleh air sehingga formula ini aman buat lingkungan. Selain itu, pada jurnal yang dikutip oleh Septariani et al., 2020 aplikasi nano biopestisida dari minyak serai wangi di lahan cabai lokasi mitra terbukti efektif menurunkan intensitas penyakit kuning lebih dari 50% dibandingkan tanpa pengendalian. Nanopestisida alami ini aman terhadap lingkungan, mudah diolah dan diaplikasikan sesuai dengan prinsip sistem pertanian berkelanjutan, serta efektif dan efisien dalam penggunaan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani mitra.

Peran Nano Biopestisida terhadap Sistem Pertanian Berkelanjutan?

Nano biopestisida dapat memainkan peran penting dalam mendukung sistem pertanian berkelanjutan dengan menggabungkan keunggulan teknologi nanopartikel dan bahan aktif dari sumber alami atau mikroorganisme. Berikut adalah beberapa peran kunci nano biopestisida dalam konteks pertanian berkelanjutan:

  • 1.   Efisiensi Penggunaan Bahan Aktif

Nano biopestisida dapat meningkatkan efisiensi penggunaan bahan aktif dari biopestisida, memungkinkan penggunaan dosis yang lebih rendah untuk mencapai efek yang sama atau bahkan lebih baik. Hal ini dapat mengurangi jumlah bahan aktif yang dibutuhkan dan, oleh karena itu, meningkatkan keberlanjutan penggunaannya.

  • 2.    Peningkatan Penetrasi dan Bioavailabilitas

Dengan ukuran partikel yang sangat kecil, nano biopestisida dapat lebih mudah menembus sel-sel tanaman atau organisme target, meningkatkan penyerapan bahan aktif dan bioavailabilitasnya. Ini mendukung efektivitas pengendalian hama dan penyakit.

  • 3.  Pengendalian Target yang Lebih Spesifik

Nano biopestisida dapat diarahkan secara lebih spesifik ke organisme target, mengurangi dampak pada organisme non-target. Ini mendukung prinsip-prinsip pertanian berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan ekosistem.

  •      4.  Pengurangan Dampak Lingkungan

Dengan mengurangi dosis dan meningkatkan targetting, nano biopestisida dapat membantu mengurangi residu pestisida pada hasil pertanian dan mengurangi potensi pencemaran lingkungan. Ini konsisten dengan tujuan pertanian berkelanjutan untuk melestarikan dan melindungi lingkungan.

  •      5.  Mengurangi Risiko Resistensi Hama

Efisiensi penggunaan dan penargetan yang lebih spesifik dapat membantu mengurangi risiko perkembangan resistensi hama terhadap biopestisida. Hal ini mendukung manajemen hama yang berkelanjutan.

  •      6.  Pengurangan Beban Kerja dan Biaya Produksi

Nano biopestisida dapat mengurangi beban kerja petani dan biaya produksi karena dosis yang lebih rendah dan efektivitas yang tinggi. Ini dapat meningkatkan efisiensi produksi pertanian secara keseluruhan.

  •      7.  Peningkatan Produktivitas Tanaman

Dengan memberikan perlindungan yang lebih efektif terhadap hama dan penyakit, nano biopestisida dapat mendukung peningkatan produktivitas tanaman. Hal ini penting untuk mencapai tujuan pertanian berkelanjutan yang mengutamakan produksi yang berkelanjutan dan aman.

  •      8.  Inovasi dalam Pengembangan Produk Pertanian

Penggunaan nano teknologi dalam biopestisida juga membuka peluang untuk inovasi dalam pengembangan produk pertanian. Ini mencakup formulasi yang lebih canggih dan peningkatan kualitas produk.

Nano biopestisida menawarkan potensi keunggulan dalam berbagai aspek, aspek-aspek seperti keamanan lingkungan dan kesehatan manusia yang harus tetap diperhatikan dan diinvestigasi secara mendalam. Pengembangan dan penerapan nano biopestisida harus dilakukan dengan memperhatikan dampaknya secara menyeluruh dan dengan mematuhi regulasi yang berlaku.

 

REFERENSI

Ariningsih, E. (2016). Prospek Penerapan Teknologi Nano dalam Pertanian dan Pengolahan Pangan di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 34(1), 1.

Nefri, J., Noveriza, R., Suheryadi, D., & Ukrita, I. (2018). Kajian Teknoekonomi Aplikasi Nano Seraiwangi Terhadap Penyakit Mosaik dan Potensi Meningkatkan Pendapatan Petani Nilam. Indonesian Journal of Essential Oil, 3(2), 89–97.

Septariani, D. N., Hadiwiyono, H., Harsono, P., & Mawar, M. (2020). Pemanfaatan Minyak Serai Sebagai Bahan Aktif Nanovirusida untuk Pengendalian Penyakit Kuning pada Cabai. PRIMA: Journal of Community Empowering and Services, 4(2), 51. 


Nama    : Isnaini Ainun Habibah

NPM    : 21025010158

Kelas    : C025

 

 

 


No comments:

Post a Comment

REVITALISASI PERTANIAN: Inovasi Nano Biopestisida dari Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) dan Dampaknya Terhadap Keberlanjutan Pertanian

Sumber: https://www.greeners.co/ide-inovasi/biopestisida-dari-kulit-durian/   Biopestisida? Biopestisida adalah pestisida yang berasal dar...