Saat ini semua jenis mesin tanam bibit padi di Jepang adalah berpenggerak
sendiri (self-propulsion type), dioperasikan dengan cara dituntun (walking type) atau
dikendarai (riding type). Jenis mesin yang dituntun umumnya memiliki alur tanam 2
hingga 6 alur, sedangkan tipe yang dikendarai memiliki 4 hingga 12 alur tanam dalam sekali lintasan penanaman.
Pembuatan bibit padi dilakukan dengan menyemaikan 200 gram benih dalam
kotak berukuran 60 x 30 x 3 cm. Benih ini disemai di dalam ruang gelap hingga
berkecambah, kemudian di berikan sinar matahari selama dua hari hingg berwarna
hijau merata. Setelah itu bibit dipelihara hingga ukuran atau ketinggian yang
diinginkan. Di pusat pembibitan padi di Jepang, bibit untuk lahan seluas 50 samapi
200 ha (sekitar 7000 hingga 30000 kotak) dibuat dengan seragam, dimana di
dalamnya juga dilengkapi dengan proses desinfektan benih, pencampuran pupuk,
pengepakan media tanam/tanah ke kotak semai bibit, kendali suhu, penyemprotan,
dll.
Indo Jarwo transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi
dengan sistem penanaman serentak 4 baris. Penggunaan mesin ini relatif mudah
dimana garpu penanam (picker) mengambil bibit padi kemudian ditancapkan pada
lahan yang kondisinya rata. Adapun keunggulan Indo Jarwo
Transplanter antara lain (Umar, Hidayat dan Pangaribuan, 2017) :
1. Mendukung sistem jajar legowo 2:1 dengan jumlah baris tanam 4 baris. Jarak
tanam antar barisnya 20 cm, jarak tanam legowo 40 cm.
2. Kapasitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha.
3. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 10 - 18cm.
4. Penanaman yang presisi (akurat).
5. Tingkat kedalaman tanam yang dapat diatrur.
6. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang.
7. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan
seragam.
Cara Pengoprasian Indo Jarwo Transplanter (Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2013)
1. Siapkan bibit di dalam tray dan rak yang tersedia
2. Atur tuas hidrolik pada posisi sesuai dengan kedalaman lahan, posisi fix
merupakan posisi standar pelampung pada saat penanaman.
3. Buat tanda/tandai posisi awal dan akhir operasional mesin pada lahan sawah
4. Atur posisi tanda batas jarak tanaman (rulling mark) pada mesin untuk
menandai jarak tanam antar baris tanaman.