Monday, December 19, 2022

PENERAPAN BUDIDAYA AKUAPONIK SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA SURABAYA UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA

 

PROJECT CITIZEN

 

PENERAPAN BUDIDAYA AKUAPONIK SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA SURABAYA UNTUK MEWUJUDKAN KETAHANAN PANGAN INDONESIA

 



Disusun Oleh:

Isnaini Ainun Habibah




UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2022

 



Surabaya merupakan salah satu wilayah yang dipandang memiliki perkembangan industri yang cukup pesat. Perkembangan yang pesat di Kota Surabaya berdampak pada semakin berkurangnya lahan pertanian yang ada. Seiring maraknya pembangunan perekonomian dan pemukiman di wilayah perkotaan, semakin meningkat pula alih fungsi lahan yang terjadi di perkotaan. Lahan-lahan yang dulunya merupakan lahan pertanian, berubah menjadi pemukiman penduduk. Sehingga perlu adanya strategi pemanfaatan ruang di kawasan setempat guna meminimalisir dampak dari permasalahan yang dihadapi.

Pada saat ini hampir semua bidang industri telah mengembangkan teknologi baru untuk lebih memaksimalkan potensi dan mengurangi biaya, seperti bidang otomotif yang telah banyak mengembangkan mobil dengan tenaga listrik. Sektor pertanian pun saat ini telah banyak berkembang dari teknologi alat pertanian dan sistem tanam yang baru-baru ini dikembangkan yaitu akuaponik. Akuaponik merupakan gabungan antara akuakultur atau budidaya perikanan dengan pertanian sistem hidroponik yang menggunakan prinsip bertanam tanpa tanah. Dengan menggunakan sistem tersebut tanaman yang dihasilkan lebih sehat dan bersih karena terbebas dari bahan kimia, terlebih jika yang dibudidayakan adalah tanaman konsumsi seperti kangkung, selada, dan sayuran lainnya. Maka isu tentang bahaya pestisida tidak perlu khawatir dan dari sistem tersebut selain dapat memanen sayuran lebih cepat petani akuaponik juga mendapat bonus dari budidaya ikan meskipun hasilnya tidak sebanyak tanaman namun dari satu sistem tersebut petani dapat mendapat dua hasil sekaligus dibandingkan dengan hanya bertani cara konvensional menggunakan media tanah.

Langkah yang penulis tempuh ialah dengan mengoptimalisasi lahan setempat dengan sistem akuaponik skala rumah tangga. Melalui sistem teknologi yang ramah lingkungan, akuaponik merupakan teknologi pertanian yang dikenal sebagai sistem agribudaya terpadu. Pada budidaya akuaponik, ikan dan tanaman ada pada lingkungan yang tersirkulasi dan sistem yang saling terhubung. Keunggulan dari sistem akuaponik adalah kotoran ikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pupuk organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Produk yang dihasilkan merupakan produk organik karena hanya menggunakan pupuk dari kotoran ikan yang telah melalui proses biologis. Sistem akuaponik dapat menjadi salah satu motivasi masyarakat untuk menerapkan bisnis mandiri dan kreatif. Selain itu, sistem akuaponik mereduksi amonia dengan menyerap air buangan budidaya atau air limbah dengan menggunakan akar tanaman sehingga amonia yang terserap mengalami proses oksidasi dengan bantuan oksigen dan bakteri, amonia diubah menjadi nitrat. Dengan adanya penerapan kegiatan ini, diharapkan mampu memberikan pandangan baru dan pembinaan terhadap masyarakat Kota Surabaya sehingga output dari kegiatan ini dapat memberdayakan masyarakat setempat.

2.1  Pengertian Sistem Budidaya Akuaponik

Akuaponik adalah kombinasi antara akuakultur dengan hidroponik yang menghasilkan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan (Flora, 2014). Akuakultur merupakan budidaya ikan, sedangkan hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa tanah yang berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam atau soilles. Akuaponik memanfaatkan secara terus menerus air yang bersumber dari kolam tempat pemeliharaan ikan untuk tanaman kemudian dikembalikan lagi ke kolam ikan sehingga hal ini membentuk suatu sirkulasi. Pada tahapan ini hal-hal yang berlangsung diantaranya adalah proses dekantasi, filtrasi, oksigenasi dan sterilisasi. Proses-proses tersebut dilakukan oleh tumbuhan yang ditanam beserta media tanamnya.

Kotoran ikan yang seringkali menimbulkan masalah karena bau yang tidak sedap dan membuat kolom menjadi kotor ternyata bisa memberikan manfaat. Sisa pakan yang ditebar di kolam yang tidak termakan oleh ikan dan mengendap di kolam pun bisa bermanfaat pula. Kedua limbah yang berasal dari hasil budidaya di kolam ikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Inti dasar dari sistem teknologi akuaponik ini adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan memanfaatkan sistem resirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk 5 budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit. Akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Dengan memanfaatkan teknologi ini paling sedikit ada dua komoditas yang didapat yaitu sayuran dan lauk-pauk (ikan).

2.2    Penerapan Akuaponik untuk Urban Farming

Pada umumnya kegiatan berkebun atau bercocok tanam dilakukan di daerah pedesaan yang memiliki lahan yang luas, namun seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat saat ini mulai popular kegiatan urban farming atau pemanfaatan lahan tidak terpakai pada daerah perkotaan. Dengan adanya urban farming warga perkotaan yang memiliki lahan tidak terpakai atau memiliki halaman yang memadai dapat digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif seperti bercocok tanam dengan cara apapun dan menanam tanaman apapun, selain dapat memperindah halaman hasilnya pun dapat dikonsumsi sendiri atau bahkan menghasilkan rupiah.

Sebagai negara agraris masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kegiatan pertanian dan peternakan, tanpa perlu diajari mungkin masyarakat sudah paham dan memiliki naluri yang kuat. Namun seiring berkembangnya zaman dan berjalannya waktu perlu ada penyesuaian dalam sistem pertanian dan peternakan. Untuk wilayah perkotaan yang memiliki lahan terbatas pertanian dan peternakan bukan menjadi pekerjaan utama namun bagi yang ingin melakukan kegiatan tersebut kini telah berkembang beberapa sistem tanam yang lebih menghemat lahan dan perawatan dengan hasil yang lebih baik seperti hidroponik dan akuaponik. Sehingga masyarakat dapat dengan mudah melakukan kegiatan bertani dan berternak tanpa harus memikirkan masalah lahan, dan untuk masyarakat pedesaan dapat menerapkan sistem tanam tersebut untuk meningkatkan produksi yang akan meningkatkan penghasilan setiap individu.

Dengan populernya kegiatan urban farming maka sistem tanam akuaponik dapat menjadi pilihan mengingat memiliki berbagai ke unggulan dalam proses penerapannya. Namun pada kenyataannya sistem tanam akuaponik belum populer diterapkan oleh masyarakat baik untuk hobi dan penghias pekarangan rumah atau untuk mendukung kegiatan urba farming yang memanfaatkan lahan kosong diperkotaan. 

2.3    Minat Masyarakat terhadap Akuaponik

Dalam melakukan suatu hal seseorang tidak boleh berada dalam tekanan atau paksaan, jika seseorang melakukan sesuatu dalam keadaan terpaksa atau tertekan maka apa yang dilakukan tidak ada hasilnya. Seperti dikatakan Shaleh (2004), bahwa minat adalah “suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang.

Minat sendiri bisa timbul karena merasa tertarik akan sesuatu atau juga karena terpengaruh lingkungan, yang awalnya biasa saja akan suatu kegiatan karena sudah sering melihat atau melakukan kegiatan tertentu akhirnya seseorang bisa minat akan suatu kegiatan atau perilaku. Minat juga dapat dipengaruhi oleh bujukan atau ajakan dari suatu gerakan, seperti kampanye yang dilakukan secara masif sehingga rasa minat tersebut lama kelamaan muncul salam diri seseorang. Minat sendiri dapat muncul karena perasaan senang terhadap suatu kegiatan, benda, grup tertentu, dan biasanya jika seseorang telah memiliki minat pada kegiatan atau objek tertentu maka apa yang dilakukan tidak akan terasa berat. Apabila seseorang telah melakukan kegiatan yang menjadi minatnya maka seseorang tersebut akan berusaha dengan sunguh-sungguh untuk mewujudkan dan merealisasikan minat tersebut meskipun dalam prosesnya menemui berbagai kendala.

Melakukan sesuatu sesuai minat akan sangat memudahkan seseorang dalam melakukan kegiatan tersebut dan lebih mudah untuk dipahami, namun dengan mempengaruhi atau mengajak seseorang melakukan suatu kegiatan atau menyukai objek tertentu secara masif tidak jarang dengan sendirinya minat tersebut akan tumbuh. Minat terhadap akuaponik sendiri dimasyarakat saat ini sudah mulai tinggi, dapat dilihat dari banyaknya beberapa komunitas yang membahas akuaponik atau beberapa situs web dan buku yang membahas akuaponik. Melihat tingginya minat masyarakat seperti penjelasan diatas dapat dipengaruhi lingkungan yang sudah mulai menerapkan sistem akuaponik atau karena kesadaran masyarakat terhadap kualitas makanan yang dikonsumsi akan lebih sehat, dan gaya hidup yang mulai berubah mengikuti apa yang sedang populer.

2.4    Penerapan Akuaponik pada Rumah Tangga

Seperti telah dijelaskan bahwa sistem tanam akuaponik memiliki berbagai macam keunggulan dibandingkan dengan sistem tanam konvensional, seperti biaya operasional yang murah, hasil produksi yang berkali lipat lebih banyak, dan harga jual yang tinggi. Semestinya sistem tanam akuaponik ini dapat menjadi alternatif atau pilihan utama bagi masyarakat yang sedang mencari teknik tanam baru yang lebih efisien atau sedang mencari alternatif bidang usaha. Mengapa sistem tanam akuaponik dapat menjadi pilihan sebagai bidang usaha, menurut Mark Sungkar (2015) hal itu “dikarenakan pada sistem tanam akuaponik akan lebih cepat melakukan panen, seperti tanaman pakcoy yang hanya membutuhkan 30-45 hari untuk dapat dipanen dari mulai pembibitan”. Dan .hampir semua jenis sayuran dapat dikembangkan dengan sistem tanam akuaponik, seperti kangkung, bayam, kemangi, sawi hijau, kalian, paprika, tomat. Untuk memulai membuat satu sistem akuaponik dengan Media Based biaya yang diperlukan hanya Rp 1.680.000 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel II.1 Gambaran rincian biaya pembuatan sistem bak kerikil.

Sistem akuaponik sendiri memiliki beberapa cara tanam, dan semua cara tersebut cocok diterapkan pada pekarangan rumah. Tiga jenis cara atau media tanam tersebut yaitu:

1.     Media Based atau bak kerikil

Sistem ini merupakan rangkaian yang paling sederhana dan sangat cocok untuk pemula. Media tanam dapat disesuaikan dengan lahan yang tersedia, sehingga sehingga sangat mudah dan paling umum digunakan penggemar akuaponik rumahan, karena sistem ini mirip dengan cara tanam konvensional sehingga para pemula lebih mudah menyesuaikan dengan teknik ini. Dalam prosesnya ada dua cara untuk mengoprasikan cara ini, cara pertama dengan mengalirkan pompa air dari kolam ikan terus-menerus ke dalam bak media tanam dan kembali ke kolam. Cara kedua dengan proses pasang surut, air dipompa ke bak media tanam dengan ketinggian air sekitar 20-30 cm dan sesaat kemudian akan terkuras habis dengan adanya siphon yang bertugas untuk menyedot air jika sudah mencapai ketinggian tertentu.

2.     Nutrient Film Technique (NFT)

Sistem NFT merupakan sistem yang umum digunakan dalam budi daya hidroponik dan sangat cocok bila akan membuat budidaya akuaponik sekala besar. Dalam sistem ini diperlukan filter untuk membantu perkembangan 16 bakteri dari kotoran ikan sebagai nutrisi tanaman. Pada sistem NFT media tanam (pipa air atau talang air) disusun vertikal untuk meminimalisir penggunaan pompa , air dan kotoran ikan akan dialirkan pada media paling atas dan secara otomatis mengalir. Dalam sistem NFT juga tanaman ditempatkan pada media pot kecil sebagai medianya lalu dimasukan pada pipa atau talang air yang sudah diberi lubang, yang harus diperhatikan yaitu akar tanaman harus dapat terkena air sehingga pemilihan media pot yang pas sangat penting. Keunggulan sistem ini adalah pengaturan jarak tanaman dan tempat lebih fleksibel karena dapat disusun secara vertikal sehingga dapat menghemat ruang lebih besar, semakin besar medianya maka semakin banyak pula tanaman yang dapat diproduksi. Namun sistem NFT hanya cocok untuk tanaman yang memiliki akar yang kecil, seperti sayuran berdaun hijau.

3.     Deep Water Culture (DWC)

Sistem ini juga sama seperti yang digunakan pada budidaya hidroponik, dengan memanfaatka bak atau bejana apung. Sistem ini bisa digunakan untuk budidaya sekala besar atau akuaponik rumahan, sistem ini juga relatif murah dan mudah. Media tumbuh tanaman terbuat dari lembaran styrofoam yang ditempatkan didalam bejana (grow bed), bejana akan menampung air dari kotoran ikan dan styrofoam sebagai media tanam akan mengapung diatasnya, akar tanamanpun akan bergerak lebih bebas. Sistem ini juga sangat cocok untuk tanaman sayur dengan akar kecil seperti sistem NFT, pada sistem ini budidaya dapat dilakukan dalam satu kolam namun dengan syarat pilihlah jenis ikan yang bukan pemakan tumbuhan karena akan beresiko bila akar tanaman menjadi makanan ikan dan tanaman akan mati.

Untuk melengkapi data penelitian maka dilakukan kuisioner secara online dengan total 38 oarang. Kuisioner ini juga dilakukan untuk melihat tanggapan masyarakat terhadap sistem akuaponik, minat berkebun, dan informasi tentang grup akuaponik. Terdapat beberapa pertanyaan yang peneliti berikan, diantaranya:

1.     Apakah tertarik terhadap kegiatan berkebun/bercocok tanam?

2.     Sistem tanam apa yang diketahui dan digunakan?

3.     Apa manfaat yang didapat dari kegiatan tersebut?

4.     Tahukah sistem tanam akuaponik?

5.     Apakah anda berminat untuk mecobanya?

Pada proses kuisioner, hasilnya sudah dapat ditebak bahwa mayoritas orang tertarik dengan kegiatan berkebun/bercocok tanam. Data tersebut dapat menjadi acuan bahwa masyarakat masih sangat peduli dengan pentingnya melakukan kegiatan tersebut selain dapat dikonsumsi atau menjadi hiasan dengan melakukan kegiatan menanam akan sedikit membantu mengurangi efek dari kualitas udara yang buruk, karena beberapa jenis tanaman dapat mensirkulasi udara sekitar.

Dalam proses melakukan kegiatan bertanam mayoritas masyarakat masih menggunakan sistem tanam konvensional. Hal tersebut tidak mengherankan karena memang warga tidak mengetahui sistem tanam lain dan sudah terbiasa dan nyaman dengan sistem tanam konvesional yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Mereka masih beranggapan bahwa kegiatan bertanam sebagai pekerjaan hanya dilakukan diwilayah pedesaan, padahal kegiatan bertani didaerah perkotaan memiliki banyak manfaat selain dapat memperindah lingkungan agar tidak terlihat kumuh kegiatan ini juga sangat bagus dilakukan oleh ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil karena dapat menjadi media pembelajaran agar anak lebih peduli pada lingkungan dan membiasakan anak mengkonsumsi makanan sehat. Beberapa koresponden mengetahui sistem akuaponik dan berminat untuk mencobanya, nemun kekurangannya adalah masyarakat masih bingung dalam penerapannya.

Setelah melakukan analisis pada penelitian yang dilakukan maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa masyarakat perkotaan masih sangat tertarik pada kegiatan bertanam baik sebagai hobi atau mengisi waktu luang, namun informasi dan perkembangan dari dunia bercocok tanam masih sedikit yang mengetahuinya. Ketidak tahuan masyarkat sangat wajar karena masih sedikit media yang ada dan masih sedikitnya yang mengembangkan sistem pertanian baru di Indonesia khususnya akuaponik ataupun minat masyarakat dalam mencari tahu informasi yang masih kurang.

Melihat uraian diatas dengan berbagai permasalahan yang ada maka utnuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan membuat bimbingan konstruksi akuaponik sebagai berikut.

             Kegiatan                   Target Indikator Kinerja

Luaran

Brainstrorming

Tertuangnya ide dalam verbal kelompok sasaran (100%)

Kelompok Sasaran

Pendampingan Desain Akuaponik

1.     Meningkatnya pengetahuan akan jenis-jenis  desain dan fungsinya (80%)

2.     Termediasinya dan terfasilitasinya desain akuaponik (80%)

Peng

 

Peningkatan baseline pengetahuan dasar dan munculnya ide masyarakat           dan penetuan           desain yang           akan

diaplikasikan

Pengenalan Bahan

Akuaponik

Peningkatan pengetahuan dan menentukan bahan yang digunakan untuk akuaponik (70%)

Implementasi

inisiasi

Pendampingan

Desain dan Bahan yang Digunakan untuk Aplikasi

Akuaponik

Penyusunan desain/gambar teknik untuk aplikasi akuaponik (90%)

Meningkatnya pengetahuan

gambar          teknik

poster kegiatan 

Pemantauan Khusus untuk Berkelanjutan

Adanya inisiasi pengembangan konsep di tempat lain yang

potensial (90%)

Konsistensi implementasi konsep

Pada pelaksanaan kegiatan tersebut, tahapan ini disusun dengan tujuan agar terealisasikannya solusi ataupun metode yang dirancang ini berjalan dengan baik dalam menyelesaikan sumber permasalahan yang tengah dihadapi oleh mitra sasaran. Sehingga pada akhir penelitian dan pelaksanaan ini akan diadakan mentoring dan evaluasi dengan mitra secara terstruktur baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif sebagai koreksi atas kekurangan selama kegiatan berlangsung agar nantinya penerapan sistem akuaponik yang ada di Kota Surabaya dapat berjalan berkelanjutan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Ahmad, Nasir., Setyowati, Luluk. (2021). Mengenalkan Urban Farming Untuk Ketahanan Pangan dimasa Pandemi Covid-19 dan Menambah Nilai Ekonomi. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(1):208-212.

Badan Pusat Statistik. (2016). Realisasi Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri Menurut Sektor Ekonomi 2016-2018.

Haqqi, Halifa., Wijayati, Hasna. (2019). Revolusi Industri 4.0 Ditengah Society 5.0, sebuah Integrasi Ruang, Terobosan Teknologi, dan Transformasi di era Disruptif.

Kementrian Pertanian. (2020). Rencana Strategis Kementrian Pertanian 2020- 2024.

Rusdiana, Supardi., Amam. (2021). Persaingan Pertanian Dalam Menghadapi Persaingan Pasar Bebas. Jurnal Agriovet, 4(1):38-39. Universitas Jember.

Sayaka, B., Rifai’i, S & Supriyati. Peningkatan Akses Petani Terhadap Permodalan Usaha Tani.

Uchiyama T. (2014). Recent trends in young people’s entry into farming in Japan: an international perspective. International Seminar on Enhanced Entry of Young Generation into Farming.



 

No comments:

Post a Comment

REVITALISASI PERTANIAN: Inovasi Nano Biopestisida dari Serai Wangi (Cymbopogon nardus L.) dan Dampaknya Terhadap Keberlanjutan Pertanian

Sumber: https://www.greeners.co/ide-inovasi/biopestisida-dari-kulit-durian/   Biopestisida? Biopestisida adalah pestisida yang berasal dar...